Hubungan Antarkelompok di Indonesia

 ASSALAMU’ALAIKUM. WR. WB

Hubungan Antarkelompok di Indonesia

            Berbicara mengenai kelompok, kita tidak akan lepas dari pembahasan mengenai kriteria-kriteria yang menjadi ciri khas suatu kelompok, yang membedakannya dengan kelompok lain. kriteria setiap kelompok yang berkaitan dengan konsep hubungan antarkelompok diklasifikasikan oleh kinloch (1979). Kriteria yang pertama adalah ciri fisiologis. Kriteria ini akan menjadi dasar pengelompokan pada persamaan jenis kelamin, usia, dan ras. Kriteria yang kedua adalah kebudayaan. Kategori ini mencakup kelompok yang diikat oleh persamaan kebudayaan, misalnya kelompok etnik (Aceh, Minangkabau, Ambon, Dayak, Madura, dan sebagainya). Kriteria yang ketiga adalah ekonomi. Kriteria ini akan membedakan kelompok antara mereka yang mempunyai kekuasaan ekonomi dengan mereka yang tidak mempunyainya.

            Pada dasarnya, adanya kelompok-kelompok seperti yang dijelaskan di atas adalah karena memiliki kriteria atau persamaan ciri. Setiap individu-individu yang memiliki persamaan, baik itu berupa fisik, kesadaran jenis maupun persamaan kepentingan akan dengan sendirinya membentuk kelompok-kelompok, atau dengan sengaja seorang individu yang mempunyai persamaan dengan suatu kelompok yang sudah ada, akan menggabungkan dirinya ke kelompok tersebut. Hal ini akan menyebabkan setiap individu yang menjadi anggota dari sebuah kelompok, bsia saja terikat karena adanya aturan-aturan di dalam kelompok tersebut yang dapat mempengaruhi pola hubungan individu itu di dalam maupun di luar kelompok. Pola hubungan individu dengan individu lain dalam satu kelompok ataupun di luar kelompok, antara kelompok satu dengan kelompok yang lain, dipengaruhi oleh aturan-aturan yang ada dalam setiap kelompok, baik formal maupun tidak formal.

            Di dalam mempelajari hubungan antarkelompok, terdapat beberapa dimensi hubungan. Dimensi itu antara lain adalah dimensi sejarah, dimensi demografi, dimensi sikap, dimensi institusi, dimensi gerakan sosial, dan dimensi tipe utama hubungan antarkelompok. Selain itu, mempelajari hubungan antarkelompok merupakan pembahasan mengenai dua kelompok yang berbeda dalam tingkatan stratanya, apakah disebabakan oleh perbedaan kekuasaan, prestise, dan privilise. Hubungan antara dua kelompok yang berbeda ini saling tumpang tindih. Suatu hubungan antrakelompok yang palling sering menjadi sorotan adalah hubungan mayoritas-minoritas. Banyak masalah yang dianalisa berdasarkan konsep dimensi hubungan dan konsep mayoritas dan minoritas.

1. Mayoritas dan Minoritas

            Kinloch berpendapat bahwa kelompok orang yang disebut sebagai mayoritas adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan, menganggap dirinya normal dan memiliki derajat lebih tinggi.

            Konsep mayoritas disini didasarkan oleh dominasi kekuasaan, bukan dominasi oleh jumlah anggota. Kelompok mayoritas bisa saja berjumlah lebih kecil daripada minoritas. Sebagai contoh adalah saat politik apartheid dicanangkan di afrika selatan, jumlah orang berkulit putih lebih sedikit daripada jumlah orang  berkulit hitam. Akan tetapi kelompok kulit putih memiliki kuasa terhadap kelompok kulit hitam. Selain itu, hubungan antrakelompok yang yang didasarkan konsep mayoritas dan minoritas dipengaruhi juga oleh konsep kebudayaan mayoritas dominan (dominant majority culture) yang diangkat oleh edward m. Bruner. Sebagai contoh adalah di kota medan terdiri atas sejumlah kelompok minoritas tanpa adanya suatu kebudayaan yang dominan sehingga berkembang persaingan yang ketat antara setiap etnik, dan hubungan antar etnik terjadi ketegangan.

2. Beberapa Konsep Pembagian Kelompok

            Setiap kelompok dapat dibagi-bagi berdasarkan perbedaan dan persamaan ciri. Dalam membagi kelompok-kelompok tersebut, terdapat beberapa konsep mengenai kelompok-kelompok yang mempunyai definisi berbeda.

            Konsep yang pertama adalah konsep ras. Konsep ras diartikan sebagai suatu tanda peran (role sign) yang didasarkan pada ciri fisik. Sebagai contoh adalah di daerah selatan amerika, bangsa ras kulit hitam dianggap memiliki peran untuk menghormati kulit putih. Konsep yang kedua adalah konsep yang didasari oleh persamaan kebudayaan, yaitu kelompok etnik. Dalam konsep ini, kelompok etnik merupakan sautu bentuk gemeinschaft dengan persamaan warisan kebudayaan dan ikatan batin di antara anggotanya. Konsep ketiga yang juga merupakan ideologi adalah seksisme. Dalam seksisme, hal yang menjadi dasar klasifikasi adalah kecerdasan dan kekuatan fisik. Contohnya : laki-laki dianggap lebih tinggi daripada perempuan karena fisiknya kuat.

            Beberapa pola yang dapat terbentuk dari hubungan antarkelompok yaitu

1. Asimilasi yaitu proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.

2. Dominasi yaitu pola hubungan yang terjadi bila suatu kelompok menguasai kelompok lain.

3. Paternalisme yaitu pola hubungan yang terjadi bila kelompok pendatang mendominasi kelompok pribumi.

4. Integrasi yaitu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan dalam masyarakat tetapi tidak memberikan makna arti penting pada perbedaan tersebut.

5. Pluralisme yaitu pola hubungan yang di dalamnya mengenal pengakuan persamaan hak politik dan hak perdata semua warga masyarakat namun memberikan arti penting lebih besar daripada pola integrasi.

SUMBER BUKU MATERI POKOK

ISIP4214/3SKS/MODUL1-5

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

SEKIAN TERIMA KASIH J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Politik

Modernisasi

Sumber Hukum